Mengapa Hari ‘Asyuro Spesial?

Hari Asyuro atau 10 Muharram dikatakan sebagai Hari Kasih Sayangnya Umat Islam

Umat Muslim baru saja merayakan Tahun Baru Hijriah (1 Muharram 1443 H) dengan penuh suka cita, meskipun masih dalam keadaan dilanda pandemic Covid-19 yang tak kunjung usai. Pada bulan Muharram ini terdapat banyak peristiwa bersejarah bagi dunia Islam. Salah satunya hari Asyuro pada 10 Muharram. Secara harfiah, Asyura berarti kesepuluh.

Hari Asyuro menjadi terkenal ketika kalangan Syi’ah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Islam Muhammad pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680).

Akan tetapi, Sunni meyakini Nabi Musa berpuasa pada hari tersebut untuk mengekspresikan kegembiraan kepada Tuhan karena Bani Israil sudah terbebas dari Fira’un (Eksodus). Sedangkan menurut tradisi Sunni, Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari dengan tujuan menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani. Bagi kalangan Sunni, hari Asyuro menjadi hari istimewa karena pada hari itu amal kebaikan akan dilipatgandakan, begitu juga perbuatan dosa. Sejak dulu, Nabi Musa dan orang-orang Yahudi sudah terbiasa puasa di hari Asyuro untuk mengekspresikan kegembiraan mereka kepada Allah SWT karena telah diselamatkan dari Fir’aun dan tentara-tentaranya. Bahkan puasa ini telah dimulai sejak zaman Nabi Nuh.

Salah satu peristiwa sejarah yang terjadi pada Hari Asyuro adalah Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim AS dari gejolak api (Raja Namrud)

Sejarah Puasa Asyuro

Puasa ASyuro adalah ibadah sunnah yang yang dilaksanakan setiap tanggal 10 di bulan Muharram, yang juga dilaksanakan oleh umat Yahudi. Umat Yahudi melaksanakan puasa di tanggal tersebut untuk memberi penghormatan kepada Nabi Musa AS. Puasa sunnah Asyura bermula ketika Nabi Muhammad SAW mengetahui para tetangganya yang umat Yahudi melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram. Saat Nabi Muhammad SAW menanyakan kepada tetangganya umat Yahudi ini, mereka menjawab bahwa puasa tersebut dilaksanakan karena tanggal 10 Muharram merupakan momentum penting bagi mereka. Momentum itu adalah saat Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran tentara Firaun yang berakhir pada pertistiwa Nabi Musa AS mengalahkan Firaun.

Setelah Nabi Muhammad SAW bertanya, lalu beliau berkata kepada para sahabatnya bahwa yang lebih berhak menghormati Nabi Musa AS itu sebenarnya adalah umat Islam, bukan dari kalangan orang Yahudi. Dari sejarah ini lah awal umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram yang artinya ada keinginan Nabi Muhammad SAW bahwa yang lebih berhak untuk memberi penghormatan Nabi Musa AS itu adalah umat Islam, bukan umat Yahudi. Agar tidak serupa seperti umat Yahudi (ikhtilaf), umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa selama dua hari berurutan, yakni 9 dan 10 Muharram atau puasa Tasu’a dan Asyura.

Hari Asyura merupakan salah satu hari spesial bagi umat Islam. Karena salah satu alasannya adalah banyak sekali peristiwa penting nan bersejarah. Berikut diantara 15 peristiwa penting para nabi yang terjadi pada 10 Muharram:

  1. Diciptakannya Nabi Adam as di Surga
  2. Diterimanya taubat Nabi Adam as
  3. Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh as dengan Bukit Zuhdi setelah banjir besar
  4. Terbelahnya laut merah untuk Nabi Musa as setelah dikejar Fir’aun
  5. Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa as
  6. Dikeluarkannya Nabi Yunus as dari perut ikan paus
  7. Dikeluarkannya Nabi Yusuf as dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya
  8. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus as
  9. Dilahirkannya Nabi Ibrahim as
  10. Selamatnya Nabi Ibrahim as dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud
  11. Dilahirkannya Nabi Isa as
  12. Diangkatnya Nabi Isa as ke langit
  13. Dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub as
  14. Dibuka (dihilangkan) nya madlorot yang mendera Nabi Ayyub as
  15. Diampuninya Nabi Daud as

Selain puasa Asyura dan puasa Tasu’a, amalan lain yang penting dilakukan yakni bersedekah dan mengusap kepala anak yatim. Karena dikenal juga dengan hari kasih sayang bagi umat Islam.

Wallahu A’lam bisshowab

Dari Berbagai Sumber.

oleh: M. Hilmy Daffa Fadhilah, S.Pd.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *